Sunday 31 May 2015

Cara Semai Benih dengan Cepat dan Mudah

Pada kesempatan ini, hidrafarm akan memberikan tips cara semai benih dengan cepat dan mudah. Bagaimana caranya? Mari kita lihat galeri berikut!



Siapkan rockwool 1/4 slab, alat tusuk, beberapa benih, gergaji, dan air.

Gunakan alat tusuk masal, agar dapat membuat lubang dalam waktu yang singkat. Bisa anda buat sendiri dengan papan dan pasak/ paku.
Potong bagian samping rockwool dengan ketebalan 2 cm - 3 cm, sesuaikan dengan kebutuhan.

Baringkan potongan rockwool dan mulailah membuat tusukan.

Setelah itu, alat tusuk diangkat, dan hasilnya rockwool dengan banyak lubang.

Masukkan benih ke dalam lubang yang telah dibuat.

Setelah semua lubang terisi dengan benih, basahi rockwol sampai benar-benar basah.

Dan, kita tunggu sampai benih muncul dari dam lubang.

Jika anda menggunakan rockwool 1/4 slab (25 x 15 x 7,5) cm^3, dan irisan rockwool dibuat setebal 2 cm, akan didapat 7 potong rockwool. Jika setiap potong dapat diberi 30 tusukan, maka untuk rockwool 1/4 slab bisa untuk 210 lubang tanam, dan untuk rockwool 1 slab bisa untuk 840 lubang tanaman.
http://hidroponikstore.com/wp-content/uploads/2015/02/rockwool.jpg



Wednesday 27 May 2015

PH, apa itu PH, apa pengaruhnya bagi Tanaman

PH Swing atau PH berubah2.
Adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dalam berhidroponik.
Ini yang kadang membuat hidroponikers(petani hidroponik) kecewa dan frustasi.
Pagi kita check PH 6.5 tapi begitu sore kita check PH nya kok 8, 
Umumnya Pemula lebih memperhatikan faktor ppm(memberi nutrisi/memberi makan) dibanding memperhatikan faktor lainnya. PH jarang dilihat atau diukur, bahkan diabaikan, ini kesalahan besar. Karena PH dapat mempengaruhi akar dalam menyerap nutrisi. Sehingga memperlambat pertumbuhan, daun menjadi kuning dan bisa mati. keberhasilan dalam menanam hidroponik tidak saja ditentukan seberapa besar atau seberapa banyak makanan yang kita berikan. 
Ada faktor cahaya matahari 
Ada faktor oksigen untuk akar, 
Suhu udara dan suhu pada larutan.
Juga ukuran PH untuk menanam.
Dan Hama atau lingkungan.
Dan setiap tanaman memiliki kebutuhan PH yang berbeda2
Apa itu PH ?
PH(power of hidrogen)
Ukuran kadar keasaman/basa (alkaline) suatu larutan dengan menghitung konsentrasi ion hidrogen dalam larutan tersebut. Suatu larutan dianggap asam jika PH nya dibawah 7.0
Dan dianggap basa jika diatas 7.0

Pengaruh PH pada tanaman 
1. PH dapat mempengaruhi daya serap akar tanaman terhadap nutrisi
2. Jika PH berubah kearah yang asam 3.5-4.5 tanaman cenderung mudah terkena penyakit.
3. Jika PH berubah kearah basa diatas 7.5 berp/engaruh terhadap berkurangnya ketersediaan zat besi(fe), Mangaan(Mn,) tembaga(cu), zinc(zn) dan boron(bo).
4. PH dibawah 6.0 menyebabkan turunnya daya larut asam fosfat, kalsium(Ca), dan magnesium
Jadi jika PH swing atau berubah2 tanaman sepertI tidak diberi nutrisi atau kurang makan, karena daya serap akar terhadap nutrisi dipengaruhi oleh PH.

Faktor apa saja yang menyebabkan PH berubah ?
1. Fotosintesis
Pada saat ada cahaya PH condong kearah alkaline, butuh air(H2O) butuh karbonCo2), melepas oksigen, memproduksi makanan, dan menyimpan energi..
Kadang kita menyebut karena faktor cahayalah atau faktor suhu maka PH berubah naik /basa.
2. Respirasi(Pernafasan)
Pada malam hari saat tidak ada cahaya(matahari) fotosintesis berhenti, tanaman hanya melakukan proses respirasi(pernafasan). Makanan yang tadi disimpan pada saat fotositesis tadi kini dibakar dan dipakai untuk menghasilkan energi untuk pertumbuhan. Proses melepas energi ini melepas CO2. CO2 yang larut dalam air(H2O) akan menghasilkan asam karbonat H2CO3. 
3. Salah satu sebab PH swing, adalah faktor metan(media tanam)
Rockwool yang dalam kondisi baru memiliki PH yang cukup tinggi atau basa, dan butuh untuk diturunkan, atau dinetralisir. 
Jadi sebaiknya rendam rockwool ke dalam air yang memiliki PH stabil seperti Aquades, RO atau air pembuangan AC selama 24 jam.
4. Bakteri
Bakteri dapat mengubah PH kearah lebih asam, seperti akar2 yang busuk dan materi organik lainnya.
5. Ukuran Tandon nutrisi terlalu kecil.
Tandon nutrisi yang tidak sesuai untuk jumlah tanaman yang ditanam dan juga saat usia tanaman sudah besar dapat mempengaruhi perubahan PH.

Mengatasi atau jalan keluar agar PH stabil.
Setiap tanaman memiliki kebutuhan PH yang berbeda2.
Ada baiknya menanam sayuran yang sejenis dalam 1 modul. Atau paling tidak sayuran yang Skala PH nya sama.
Setelah membaca banyak artikel, saya berkesimpulan untuk menjaga agar PH stabil atau paling tidak menjaga agar perubahannya tidak drastis adalah :

1. Memakai air pembuangan AC yang PH nya stabil, atau air RO
2. Merendam media tanam rockwool selama 24 jam dengan air AC sebelum dipakai
3. Memakai tandon nutrisi yang besar, paling tidak jangan kekecilan.
4. Sering mengecek kadar PH sehingga bisa menambahkan larutan PH up atau PH down jika dibutuhkan. 
5. Membuang akar2 yang mati atau akar2 yang busuk sehingga tidak mempengaruhi kadar PH dan nutrisi. 

Alat untuk mengukur PH namanya PH meter, salah satu contohnya seperti ini


Sedangkan tabel kebutuhan PH untuk tiap2 tanaman spt ini :







Referensi :
Hidroponiq.com
Monitoring PH levels in hydroponic system
















Thursday 21 May 2015

TOMAT : Panduan menanam tomat

Menyemai tomat.
Sama dengan menyemai sayuran.
Satu potong rockwool untuk 1 biji tomat.
Lihat cara menyemai di blog ini.

Jangan lupa pertumbuhan tomat sangat butuh matahari juga, jadi usahakan mendapatkan sinar matahari(simat) yang cukup.
Dan pada masa2 awal tanam bisa ditanam menggunakan NFT atau DFT atau pralon yang menggunakan aliran nutrisi supaya pertumbuhannya baik. 

Pemberian nutrisi
1. Sejak mulai awal berdaun bisa diberi nutrisi sayur 400 ppm
2. Satu minggu kemudian naik jadi 800ppm
3. Minggu berikutnya bisa naik 1000 ppm masih nutrisi sayur
4. Saat kira2 tinggi  sejengkal  bisa kita mulai pindahkan ke sistim dutchbucket dengan tetap ada liran nutrisi sehingga oksigen pada akar terpenuhi. Gunakan nutrisi sayur 1200 ppm selama seminggu.
5. Minggu berikutnya bisa mulai gunakan nutrisi buah 1500 ppm 
6. Lalu bertahap tiap minggu naikkan 300 ppm.
7. Saat berbunga bisa gunakan 1800 sd 2000 ppm.
8. Saat mulai berbuah bisa mulai kasih 2300 sd 2500 ppm
9. Saat sudah buah sudah membesar dan mengharapkan merah bisa mulai kasih nutrisi 2800.

Hal2 yang mesti diperhatikan :

1. Tunas air(lihat keterangan) sejak tumbuh kecil sudah dipotong...hanya batang utama saja yang dipertahankan. Ini model pruning 1. Ada prunning gaya lain juga yaitu justru 2 tunas air dipertahankan dan yang dipotong batang utama. Gaya ke 2 baru mau akan saya coba...
2. Jangan lupa bikin ajir dali tali untuk meleilitkan batang tomat supaya lurus...tiap 2 hari sekali lilitkan batangnya ke tali.
3. Kalau nutrisi berlumut dan akar terjerat lumut itu bisa jadi karena 
-aliran kurang bagus atau karena oksigen tidak cukup banyak, 
- atau karena wadah nutrisi terlalu bening shg terpapar matahari
Cuci akar dan bersihkan dari lumut, buang lumut2 yg ada. Kalau terlalu kotor ganti nutrisi. Sisa air nutrisi bisa disiramkan ke tanaman buah yg ditanah.
4. Daun2 paling bawah bisa dipotong saat mulai berbunga dan saat buah mau matang, daun2 dibawahnya dipotong semua...(ini blumsaya lakukan) baru belajar dr google saja.
5. Usahakan menjaga agar tidak diserang kutu putih...jika sedikit cuci saja tanaman dengan air mengalir agar kutu putih hilang atau semprot dengan pestisida nabati. Resep ada di blog ini juga.
6. Selamat mencoba, nanti kalau ada tambahan akan saya revisi bagian ini.




Sunday 3 May 2015

Floating Hydroponic ( Hidroponik Rakit Apung)


Metode ini dikembangkan oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini (1976) Italy. Floating hidroponic system (FHS) merupakan budidaya sayuran pada lubang styrofoam (gabus) yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung.

Pada sistem ini, larutan nutrisi tidak disirkulasikan, tetapi dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutrisi di dasar kolam dalam jangka waktu yang cukup lamasehingga dapat mengganggu pertumbuhan sayuran. Sistem ini dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada energi listrik.

Kelebihan
  • Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus-menerus.
  • Lebih menghemat air dan nutrisi.
  • Mempermudah perawatan.
  • Membutuhkan biaya yang cukup murah.

Kekurangan
  • Oksigen akan susah didapatkan tanaman tanpa bantuan alat aerator.
  • Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan.